Kisah Tentang Seorang Gadis dan Seprai Kusutnya

>> Selasa, Januari 27, 2009

Alkisah, ada seorang ibu memiliki anak perempuan yang pemarah. Sang putri suka sekali mengeluh tentang hampir semua hal disekitarnya. Maka, pada suatu hari ibu itu memutuskan untuk mengusutkan seprai tempat tidur putrinya lalu membiarkan begitu saja. Ketika gadis itu pulang dari sekolah, dia kesal sekali melihat tempat tidurnya yang berantakan. Dia pun menemui ibunya dan bertanya siapa yang membuat tempat tidurnya seperti itu. Ibu, kata ibunya, Sekarang, rapikan sepraimu. Dia menurut.
Hari berikutnya si ibu melakukan hal yang sama dan ketika gadis itu pulang dari sekolah dan melihat tempat tidurnya, dia tahu itu perbuatan ibunya lagi.
Keesokan harinya hal yang sama terjadi. Nah, si gadis jadi sangat penasaran.
Dia pergi menemui ibunya dan bertanya mengapa ibunya mengacak-acak tempat tidurnya. Putriku, mengapa kau membenci tempat tidur yang kusut itu?, tanya si ibu. Berantakan, Bu, dan kamarku jadi kelihatan tidak rapi dan kacau, jawab si anak.
Nah, kata si ibu, persis seperti seprai kusut itulah parasmu setiap kali kau merenggut dan mengeluh. Wajah cantikmu berubah jadi seperti tempat tidurmu yang berantakan. Hilang semua keelokannya!, demikian nasihat bijak si ibu, Tetapi, kalau kau memutuskan untuk berhenti merengut dan mengeluh dan mulai tersenyum lagi, wajahmu akan kembali secantik kamar tidurmu yang apik dan sepraimu yang rapi!



Wah bayangkan itu. Seprai kusut?
Aku bertanya pada diriku sendiri: Apakah aku membawa-bawa seprai kusut diwajahku? Apakah orang suka melihat seprai kusut atau yang rapi di wajahku? Sudahkah wajahku kehilangan kecantikannya hanya karena aku memutuskan untuk mengacak-acak sepraiku dengan berhenti tersenyum? Sejelek apa kelihatannya semua seprai kusutku?
Bagaimana dengan kalian, teman-teman? Apakah kalian sedang memikirkan seperti apa seprai kalian selama ini? Apakah selalu rapi atau kusut? Ingin tahukah kalian apa komentar orang tentang kalian bila kalian memampangkan seprai kusut itu?
Kalian tahu tidak?
Aku berjanji kepada diriku sendiri, bahwa sejak seprai baru ini dan seterusnya, aku akan memastikan bahwa seprai-sepraiku selalu terpentang dan rapi. Sekalipun seseorang memutuskan untuk duduk di atas sepraiku dan membuatnya sangat kusut, sekalipun seseorang memutuskan untuk dengan kasar menarik sepraiku hingga lepas dari kasur, sekalipun seseorang membuang sampah ke atas sepraiku, sekalipun seseorang memutuskan untuk melompat-lompat di atas tempat tidurku, mengacak-acak sepraiku.
George Elliot pernah berbagi kiat yang bagus bagi kita :
"Sunggingkan senyum dan kau dapat teman; kerutkan dahi dan kau dapat keriput"
Seraaam!
Lingkungan kita yang tercemar ini saja sudah cukup buruk karena ikut berperan dalam "pesatnya" pembentukan kerut di wajah kita. Jadi, apakah kita benar0benar ingin menginjak "pedal gas" itu teman-teman?
Dan sementara kalian berpikir, jangan lupa untuk tersenyum!

Sumber : Zabrina A Bakar

1 komentar:

white_rose Rabu, Januari 28, 2009 1:54:00 AM  

wah wah,bener tuh...heheheh...aku jd malu nih jeng...(*_^),tapi kalau udah emosi mah,susah kali yah????????hehhehheee...,tapi insya Allah dalam marah ataupun tawa selipkan istigfar selalu,insya Allah,semuanya tdk akan berlebihan,dan bs tetap senyum manis...(^_^) udah maniz lom aku?;))